Minggu, 28 Februari 2016

 http://kungfu4d2.com/home/register/172982109272

PEMBERITAHUAN !!!
Nantikan kejutan lainnya di Kungfu4d,
Terima Kasih....
SALAM JP SEMUANYA !!!!
<a href="http://kungfu4d2.com/home/register/172982109272"><IMG src="http://kungfu4d2.com/images/banner4.g

SELAMAT DATANG
KUNGFU4D adalah penyedia layanan tebak Nomor / Togel. Dengan pilihan berbagai jenis permainan terpopuler saat ini, diskon yang cukup besar, serta bayaran kemenangan yang tinggi, akan sangat menguntungkan bagi anda.

KUNGFU4D Hadir untuk memberikan pelayanan ONLINE bagi pencinta TOGEL.
Customer Care yang Ramah & Berpengalaman selalu siap membantu anda 24 JAM

Rabu, 13 Januari 2016

Pertengahan Musim 2016 Jadi Penentuan Nasib Pedrosa di Honda
Vice President Honda Racing Corporation (HRC), Shuhei Nakamoto, menyatakan bakal segera melakukan penilaian soal kontrak dua pembalapnya, Marc Marquez dan Dani Pedrosa. Mengingat Marquez merupakan proyek long-term HRC, menarik memang menanti nasib Pedrosa.
Seperti diketahui, kontrak seluruh rider pabrikan MotoGP akan habis pada akhir 2016. Kepada MARCA yang dilansir Okezone, Minggu (10/1/2016), Nakamoto pun mengaku belum tertarik melirik pembalap muda bertalenta lainnya, dan lebih cenderung ingin memperpanjang kontrak Pedrosa.
“Pada paruh kedua musim lalu, Dani (Pedrosa) bangkit dan tampil sangat kuat. Dia bahkan sukses meraih dua kemenangan. Beberapa pihak mengkritik keputusannya untuk operasi arm pump, namun Dani tetaplah pembalap yang cepat dan keputusan ini tepat untuk masa depannya. Saya pikir Marc dan Dani masih merupakan kombinasi terbaik bagi Repsol Honda,” ujar Nakamoto.
Nakamoto pun membeberkan bahwa paruh pertama musim 2016 akan menjadi masa di mana pihaknya akan melakukan diskusi serius soal kontrak para pembalap. Pria paruh baya asal Jepang ini pun mengisyaratkan kalau HRC akan memberikan pengumuman resmi pada pertengahan musim nanti.
“Banyak pembalap yang kontraknya habis akhir musim nanti, dan HRC sendiri akan segera membicarakan soal perpanjangan kontrak. Kami belum memulainya, namun saya rasa kami akan melakukan pengumuman resmi di pertengahan musim,” tuntas Nakamoto.
'Lorenzo Bagai Panasi Ban, Marquez Bagai Gunung Berapi'
Pimpinan Monster Yamaha Tech 3,
Herve Poncharal menyatakan bahwa pebalap Repsol Honda, Marc Marquez merupakan salah satu duta terbaik MotoGP berkat gaya balapnya yang agresif dan tak kenal takut. Hal ini disampaikan Poncharal dalam wawancaranya bersama Crash.net baru-baru ini.
Menurut Poncharal, gaya balap Marquez yang dinilai 'berlebihan' justru membuat MotoGP menarik untuk ditonton. Pria asal Prancis ini yakin Marquez sama cepatnya dengan pebalap Movistar Yamaha MotoGP, Jorge Lorenzo, hanya saja cara mereka melaju begitu berbeda, yakni jika Marquez begitu agresif, Lorenzo justru sangat smooth.
"Marc sangat menarik. Ia sama cepatnya dengan Jorge, tapi caranya mengembangkan performa sangat berbeda. Jika Anda tak punya stopwatch,
Anda akan berpikir Jorge sekadar memanaskan ban! Tapi ketika melihat Marc, Anda akan berkata 'sialan!' karena di setiap tikungan ia selalu terlihat akan terjatuh," ujar Poncharal.
Poncharal yakin gaya balap Marquez yang dinilai para rivalnya berbahaya dan meledak-ledak ini justru menghibur banyak orang, baik para penggemar berat maupun pihak awam. Menurutnya, jika dilihat dari gaya balap, Marquez telah memberikan banyak hal untuk MotoGP.
"Gaya balap Jorge sangat 'bersih' dan begitu teknis. Tapi Anda harus menjadi ahli untuk mengapresiasi gaya balapnya. Soal Marc, siapapun yang melihatnya di TV, terutama dengan slow motion, akan berkata 'wow!' Itulah yang dinamakan pertunjukan. Soal ini, Marc merupakan duta MotoGP terbaik, karena ia bagaikan gunung berapi!" tutur Poncharal.
Poncharal pun yakin gaya balap agresif Marquez ini tak akan berubah dalam jangka waktu yang panjang. "Marc bilang ia sudah banyak belajar dari kesalahan-kesalahannya. Jujur saja, saya tidak yakin karena di balapan-balapan berikutnya bisa saja terjatuh lagi! Saya rasa pebalap tiga besar (Lorenzo, Valentino Rossi, Marquez) jelas yang terbaik, tercepat dan paling menarik untuk ditonton," tutupnya.
Stoner Akui Rossi Fantastis, Lorenzo Layak Juara
Test rider Ducati Corse sekaligus mantan pebalap MotoGP, Casey Stoner melontarkan pujian soal performa eks rival terberatnya, Valentino Rossi sepanjang musim 2015, namun berpendapat bahwa Jorge Lorenzo lebih layak meraih gelar dunia. Hal ini disampaikan Stoner dalam wawancaranya dengan MCN.
Stoner yakin banyak pihak terkejut melihat performa Rossi yang langsung memenangkan balapan pertama di Qatar tahun lalu, dan memimpin klasemen pebalap sepanjang musim. Meski begitu, Lorenzo yang mengoleksi kemenangan lebih banyak, dinilai Stoner lebih layak menyandang gelar.
"Valentino tampil begitu fantastis. Saya rasa tak ada yang mengira ia akan tampil sebegitu baik sejak seri pertama. Tapi tak diragukan pula bahwa Jorge layak menjadi juara. Jorge berkendara lebih baik dan memenangkan lebih banyak balapan," ujar juara dunia MotoGP 2007 dan 2011 ini.
Selain itu, Stoner juga mempertanyakan tuduhan Rossi dan beberapa pihak soal Marc Marquez yang dinilai sengaja tak menyalip Lorenzo di Valencia. Menurut Stoner, Marquez tak menyalip Lorenzo memang karena tak punya ritme balap yang baik dan Lorenzo memang begitu kuat di seri penutup tersebut.
"Ketika pebalap secepat Jorge punya ritme yang baik di Valencia, maka sangat sulit untuk disalip. Dalam lima seri penutup di sembilan tahun terakhir, sang pemenang selalu memimpin setiap lapnya. Marc tak pernah begitu dekat untuk menyerang Jorge. Tapi bayangkan jika ia berhasil mengalahkan Jorge, maka ia akan lebih banyak mendapat cercaan," tutup Stoner.
'Michelin Jadi Suplier Ban MotoGP, Jangan Cepat Menghakimi'
Pimpinan Monster Yamaha Tech 3,
Herve Poncharal mengimbau para peserta MotoGP 2016 untuk tidak terlalu cepat menghakimi performa ban Michelin setelah tujuh tahun terbiasa mengendarai ban Bridgestone. Hal ini disampaikan Poncharal dalam wawancaranya dengan Crash.net.
Mulai tahun ini, Michelin menggantikan Bridgestone sebagai penyuplai tunggal ban MotoGP. Para pebalap merasa ban belakang Michelin punya performa yang sangat baik, namun justru kebalikannya soal ban depan. Ban depan mereka dianggap sebagai penyebab utama terjadinya begitu banyak kecelakaan dalam uji coba.
"Saya yakin Michelin akan memproduksi ban sesuai ekspektasi kami. Honda dan Yamaha bisa mencatatkan waktu yang mirip, tapi berbeda cara. Begitu pula ban. Michelin dan Bridgestone punya DNA masing-masing. Ini bukan soal siapa yang lebih baik atau lebih buruk, karena mereka berbeda. Tapi saya 100 persen percaya Michelin berkembang ke arah yang benar," ujar Poncharal.
Pria asal Prancis inipun yakin komentar-komentar pedas para pebalap soal ban depan akan membuat Michelin terlecut untuk segera memperbaiki performa. Apalagi Bridgestone telah menciptakan standar baru untuk ban MotoGP, baik dari sektor performa maupun keselamatan.
"Motivasi Michelin sangat menakjubkan. Mereka tak banyak bicara, tapi saya tahu mereka cukup sakit hati oleh komentar para pebalap di media massa. Mereka bekerja sangat keras karena mereka tahu Bridgestone punya standar yang sangat tinggi. Jadi tim dan pebalap harus berhati-hati dan tidak menghakimi Michelin terlalu cepat," tutupnya.
Espargaro: Sangat Bertalenta, Vinales Bagus untuk Suzuki
Pebalap Suzuki Ecstar, Aleix Espargaro berpendapat bahwa tandemnya,
Maverick Vinales merupakan salah satu pebalap paling bertalenta di MotoGP. Meski begitu, hal ini justru membuatnya terdorong untuk tampil lebih baik lagi.
Dalam wawancaranya dengan Speedweek, Espargaro menyatakan kehadiran Vinales membuat Suzuki bersemangat tampil kompetitif dengan motor GSX-RR. Dengan kemampuannya beradaptasi dengan cepat, Vinales pun sukses merebut gelar debutan terbaik 2015, hanya tertinggal delapan poin dari Espargaro di klasemen.
"Sejak awal saya menyadari Mack pebalap yang sangat bertalenta. Bagi saya, saat turun di Moto2, ia merupakan pebalap terbaik. Ia tak meraih gelar hanya karena kurang pengalaman. Tapi begitu mengendarai Suzuki, ia sangat kompetitif. Bagi tim, hal ini bagus karena level performa lebih tinggi. Di lain sisi, saya harus mencoba lebih keras," ujar Espargaro.
Bicara soal motivasi, Espargaro pun menjelaskan datangnya tak dari Vinales saja. Sang adik, Pol Espargaro pun ia nilai sebagai salah satu rival terberatnya. Sebagai seorang kakak, Espargaro pun ingin membuktikan dirinya bisa lebih baik, apalagi ia membela Suzuki dan berstatus sebagai pebalap pabrikan.
"Pada tahun 2014, Pol merupakan lawan terberat saya karena kami memperebutkan posisi keenam di klasemen. Meski begitu, rivalitas kami tak berubah. Saya selalu mencoba mengalahkannya, namun ia sangat kuat. Tentu saat melawannya saya harus berhati-hati karena ia adik saya sendiri. Tapi pada dasarnya ia tetap lawan saya, seperti yang lain," tutup Espargaro.
Lowes: Aprilia Inginkan Rider Muda Ambisius di MotoGP

Pebalap baru Federal Oil Gresini Moto2, Sam Lowes menyatakan bahwa Aprilia Racing menginginkan pebalap muda ambisius untuk proyek MotoGP mereka. Itulah yang pabrikan Italia ini lihat dalam diri Lowes, demikian yang dinyatakan juara World Supersport 2013 itu kepada MCN.
Lowes mengakhiri musim Moto2 2015 di peringkat keempat pada klasemen pebalap dan merupakan satu-satunya pebalap Speed Up yang mampu meraih podium dan kemenangan. Ia pun menandatangani kontrak tiga tahun dengan Aprilia Racing Team Gresini terhitung mulai musim ini.
Tahun 2016 akan Lowes habiskan di Moto2 bersama Federal Oil Gresini sekaligus menjabat sebagai salah satu test rider Aprilia MotoGP. Pada tahun 2017, ia dipastikan akan naik ke MotoGP bersama pabrikan dan tim yang sama, kemungkinan menggantikan Alvaro Bautista dan bertandem dengan Stefan Bradl.
"Aprilia menginginkan pebalap muda yang mau mengerahkan segalanya. Saya rasa saya bisa meyakinkan mereka dengan performa saya bersama Speed Up. Semua orang tahu bahwa dengan paket motor yang tak begitu memadai saya bisa tampil baik. Hal ini membuat mereka tertarik pada saya," ujarnya.
Pebalap Inggris inipun tak keberatan turun di Moto2 lebih dulu, apalagi ia akan mengendarai Kalex, motor paling kompetitif di kelas tersebut. "Gresini satu-satunya opsi. Mereka tim yang baik dan saya tak sabar bekerja dengan mereka. Saya menginginkan Kalex, jadi semoga saya bisa menang bersama mereka," tutupnya.
Berita bola terkini, live score sepak bola, dan informasi pertandingan liga eropa & INDONESIA terlengkap. BONUS: BOLA BABES.
BOLA.NET

Hubungan Pernah Buruk, Stoner: Ducati Sudah Berubah
Ikatan spesial, itulah salah satu hal yang diungkap Casey Stoner sebagai alasannya kembali ke dalam naungan Ducati Corse dengan jabatan test rider dan brand ambassador. Meski berpisah dengan tidak baik-baik pada akhir 2010 silam, Stoner meyakini situasi Ducati kini telah berubah.
Stoner membela Ducati pertama kali pada 2007, dan pada tahun yang sama ia meraih gelar dunia MotoGP pertamanya. Kerjasama mereka putus pada akhir 2010, setelah Ducati tak menganggap serius kondisi kesehatan Stoner, yang bermasalah pada musim panas 2009 akibat intoleransi laktosa.
"Sejak dulu, selalu ada ikatan spesial antara saya dan Ducati, meski ada masa di mana kami mengalami hubungan yang buruk. Saya begitu menderita, dan Ducati yakin bisa mendapatkan pengganti dengan mudah. Situasi ini yang membuat saya begitu sakit hati. Tapi masa-masa itu sudah berakhir, kini mereka berada dalam situasi yang berbeda," ujarnya kepada
Speedweek.
Stoner yang pensiun dini pada akhir 2012, menjabat sebagai test rider Honda Racing Corporation (HRC) selama tiga tahun. Kini dengan jabatan yang sama di Ducati, pebalap Australia berusia 30 tahun ini yakin bisa mengembangkan Desmosedici dan mampu membantu Andrea Iannone dan Andrea Dovizioso meraih hasil baik.
"Selalu ada kesempatan untuk kembali pada Ducati, dan kini saya menjadi test rider dan brand ambassador. Tugas saya di Ducati tak sama dengan di Honda. Di Honda, saya hanya test rider berkala dan tak punya tugas lain. Pengalaman saya bisa memberikan dampak positif kepada para pebalap pabrikan Ducati," tutup Stoner.
Andai Masih Aktif, Stoner Yakin Bisa Bekuk Marquez
Juara dunia MotoGP 2007 dan 2011,
Casey Stoner yakin dirinya bisa mengalahkan pebalap Repsol Honda, Marc Marquez andai saja dirinya masih aktif membalap, demikian yang dinyatakan test rider baru Ducati Corse ini seperti yang dilansir Speedweek.
Selama berkarir di Grand Prix, Stoner pernah sukses mengalahkan tiga pebalap terbaik dunia, yakni Valentino Rossi, Jorge Lorenzo dan Dani Pedrosa.
Sayang, penggemar MotoGP belum pernah melihat Stoner melawan Marquez, mengingat pebalap Australia itu memutuskan pensiun dini pada akhir 2012 silam.
"Saya memang tak pernah balapan melawan Marc, tapi saya yakin saya bisa mengalahkannya. Saya pernah mengalahkan Jorge, Vale dan Dani. Jadi saya pasti bisa tampil baik melawan Marc. Toh Marc terbukti bisa kalah di tangan Jorge dan Vale tahun lalu," ujar pria berusia 30 tahun ini.
Setelah menjuarai musim 2015, kini Lorenzo sukses tercatat sebagai pebalap yang mampu mengalahkan empat pebalap terbaik di era modern MotoGP, yakni Rossi, Stoner, Pedrosa dan Marquez. Stoner pun berpendapat Lorenzo layak berbangga diri soal raihan ini.
"Jorge memang harus berbangga diri soal itu. Ia berhasil merespon persaingan yang begitu sengit di MotoGP. Bila melihat para pebalap dan mesin-mesin mereka, level kompetisi MotoGP 2015 merupakan yang tertinggi dalam sejarah. Soal ini, ia memang harus bangga menjadi yang terbaik di era sekarang," tutupnya.
Kendarai Yamaha-Ducati? Ini Tanggapan Marquez
Tak diragukan lagi, Marc Marquez merupakan salah satu pebalap paling bertalenta di MotoGP. Ia juga merupakan ujung tombak Honda di dunia balap motor secara global. Tapi bagaimana jika seandainya pebalap Spanyol ini mengendarai Yamaha YZR-M1 atau Ducati Desmosedici?
Honda RC213V dikenal berkarakter agresif dan tak semua pebalap bisa beradaptasi dengan cepat seperti Marquez. Motor itu juga harus dikendarai dengan gaya balap yang sama, sementara Yamaha dan Ducati harus dikendarai dengan gaya balap yang lebih smooth. Nah, apakah Marquez bisa sama cepatnya di atas kedua motor ini?
"Mustahil mengetahui apakah Anda lebih cepat atau lambat di atas motor lain. Tapi tentu setiap pebalap bertanya-tanya bagaimana performanya jika mengendarai motor lain, karena setiap mesin harus dikendarai dengan gaya balap berbeda. Sulit menerka motor mana yang bisa membuat saya lebih cepat," ujarnya kepada
Speedweek.
Dengan RCV, Marquez sukses meraih gelar dunia MotoGP pada musim debutnya, lalu mendominasi dengan 13 kemenangan pada tahun 2014. Pada tahun 2015, ia memang hanya mampu mengakhiri musim di peringkat ketiga, namun tetap merupakan salah satu pebalap tercepat walau RCV 2015 kerap kali bermasalah.
"Bagi saya motor Honda 2014 merupakan motor terbaik. Motor 2015 masih punya karakter yang sama, tapi menimbulkan banyak masalah. Honda harus dikendarai dengan cara berbeda dengan Yamaha dan Ducati. Jika saya mengendarai motor-motor itu, saya juga harus beradaptasi," tutup Marquez.
Stoner: Uji Coba Sukses, Baru Bicara Wildcard!
Test rider baru Ducati Corse, Casey Stoner terkesan tak mau sesumbar soal kemungkinan dirinya mendapatkan jatah wildcard di MotoGP 2016. Kepada Motosprint, juara dunia 2007 dan 2011 ini menyatakan ingin lebih dulu melihat performanya sendiri di uji coba sebelum memutuskan turun lintasan.
Stoner yang tiga tahun terakhir menjabat sebagai test rider Honda, kembali ke Ducati musim ini dengan jabatan yang sama. Selain bertugas mengembangkan Desmosedici, pebalap Australia ini dikabarkan punya peluang lebih besar untuk mendapatkan beberapa jatah wildcard, di antaranya di Phillip Island.
"Untuk saat ini, belum ada rencana untuk
wildcard. Saya sadar, bila ingin turun lintasan, maka saya harus segera membuat Ducati lebih baik. Meski begitu, program kami saat ini hanyalah uji coba. Sebelum memikirkan wildcard, saya harus melihat hasil uji coba saya dulu. Setelahnya, barulah keputusan diambil," ujarnya.
Stoner mengaku ingin membantu General Manager Ducati Corse, Luigi 'Gigi' Dall'Igna , yang menargetkan setidaknya dua kemenangan di MotoGP 2016. Pria berusia 30 tahun inipun bertekad membuat Ducati meraih kemenangan, yang terakhir kali mereka raih melalui dirinya di MotoGP Australia 2010.
"Saya punya tugas yang juga merupakan target Ducati. Saya ingin bekerja dengan baik untuk Gigi. Saya ingin membantu para engineer dan para pebalap melalui pengembangan motor mereka. Target saya adalah memberikan kontribusi sebesar mungkin dan membuat Ducati kembali menang," tutup Stoner.
Keppres MotoGP Indonesia 2017 Bergantung Kesiapan Sentul
Pengajuan Keputusan Presiden (Keppres) MotoGP Indonesia 2017 oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) bergantung pada kepatuhan manajemen Sirkuit Sentul dalam menyiapkan semua persyaratan yang dibutuhkan, demikian yang dilansir Antara.
Kepala Komunikasi Publik Kemenpora, Gatot S. Dewa Broto menyatakan ada tiga syarat yang harus segera dipenuhi Sirkuit Sentul, di antaranya harus menyiapkan master plan secara lengkap.
"Bukan pemerintah mempersulit. Tapi biar semua aman sesuai dengan aturan yang ada. Apalagi ada bantuan dari APBN untuk swasta murni," kata Gatot.
Selain master plan, manajemen Sirkuit Sentul diminta segera menyelesaikan kontrak dengan Dorna Sports selaku promotor MotoGP. Syarat ketiga adalah surat pernyataan terkait kepemilikan Sirkuit Sentul. Surat tersebut harus ditandatangani oleh direktur utama, Tinton Soeprapto dan komisaris utama, Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto. Pemerintah pun memberikan waktu satu pekan kepada manajemen sirkuit.
"Surat pernyataan adalah harga mati. Pola ini sama dengan yang Kemenpora aplikasikan pada kasus Stadion Lebak Bulus. Ini kami lakukan agar keduanya bertanggung jawab jika ada masalah hukum di kemudian hari," kata pria yang juga Deputi Harmonisasi dan Kemitraan Kemenpora itu.
Sebelumnya, Menpora Imam Nahrawi telah menandatangani Letter of Intent (LOI) dengan Dorna Sports, yakni surat pernyataan bersedia menjadi sebagai salah satu kandidat tuan rumah MotoGP 2017. Kemenpora pun tak sendiri dalam mengawal digelarnya kejuaraan ini.
Kementerian Pariwisata juga dilibatkan, bahkan CEO Dorna Sports, Carmelo Ezpeleta sudah pernah melakukan pertemuan dengan Menteri Pariwisata, Arief Yahya .
Movistar Yamaha MotoGP 2016 Resmi Diluncurkan 18 Januari
Musim baru Movistar Yamaha MotoGP akan dimulai dengan acara peresmian dan presentasi tim yang rencananya digelar di Barcelona, Spanyol pada 18 Januari, di mana
Jorge Lorenzo dan Valentino Rossi kembali bertatap muka secara langsung untuk kedua kali sejak penghujung 2015 yang penuh kontroversi.
Sponsor utama Yamaha Factory Racing, Movistar memilih Barcelona sebagai tempat peluncuran motor YZR-M1, yakni di Diagonal 0 Telefonica Tower, gedung pencakar langit markas perusahaan komunikasi tersebut. Acara yang digelar pada pukul 11.00 waktu setempat ini akan dihadiri media dari berbagai belahan dunia.
Menurut Tutto Motori, dalam gelaran ini Lorenzo dan Rossi akan didampingi oleh tiga petinggi Yamaha, yakni General Manager Motorsport Division Yamaha Motor Co., Kouichi Tsuji; Managing Director Yamaha Motor Racing, Lin Jarvis dan Direktur Tim Movistar Yamaha MotoGP, Massimo Meregalli.
Presentasi ini akan menjadi pertemuan kedua Lorenzo dan Rossi setelah keduanya bertemu di pameran motor bergengsi EICMA di Milan pertengahan November lalu. Dalam peluncuran motor-motor jalanan Yamaha tersebut, Lorenzo dan Rossi dikabarkan tak saling sapa dan bahkan saling menghindari kontak mata.
Setelah peresmian tim, Movistar Yamaha MotoGP akan menjalani uji coba pramusim pertama di Sepang, Malaysia pada 1-3 Februari nanti, dilanjutkan di Phillip Island, Australia pada 17-19 Februari dan Losail, Qatar pada 2-4 Maret. Seri pertama MotoGP 2016 akan digelar di Losail pada 17-20 Maret mendatang.
Stoner: Ada Hal yang Lebih Penting Ketimbang Balapan
Test rider baru Ducati Corse, Casey Stoner memang tak menutup kemungkinan akan mendapatkan jatah wildcard di MotoGP 2016, namun dirinya kembali menegaskan tak punya rencana maupun keinginan untuk kembali turun penuh.
Stoner memutuskan pensiun dini pada akhir 2012, dan selama tiga tahun menjabat sebagai test rider Honda Racing Corporation (HRC). Tahun ini, ia pun kembali ke Ducati dengan jabatan yang sama, dan berpeluang mendapatkan beberapa jatah wildcard seperti yang biasa diterima test rider lainnya, Michele Pirro.
"Saya katakan ini dengan tegas: Saya tak akan kembali secara penuh. Jika Anda memutuskan untuk kembali ke level persaingan sesengit itu, maka Anda harus selalu mencari limit dan mengambil risiko," ujar Stoner kepada
Motosprint.
Pebalap Australia berusia 30 tahun inipun menyadari begitu banyak tekanan yang harus ia lewati bila turun di MotoGP. Selain harus mencapai target sendiri, ia juga wajib menyenangkan hati anggota timnya. Dengan hal ini, Stoner pun lebih memilih menghabiskan waktu dengan istri dan anaknya, Adriana dan
Alessandra 'Ally' Stoner.
"Sekali Anda masuk ke dalam lingkup MotoGP, Anda akan sadar betapa pentingnya mengerahkan segalanya untuk semua orang. Tapi bagi saya ada hal-hal yang lebih penting. Kehidupan yang saya miliki sekarang, bersama keluarga saya, adalah yang paling penting," tutup juara dunia 2007 dan 2011 ini.
'Vinales Paham Talenta Saja Tak Cukup Menangi MotoGP'
Kepala mekanik Suzuki Ecstar untuk Maverick Vinales, Jose Manuel Cazeaux yakin pebalapnya itu sukses dalam menjalani proses adaptasi sepanjang musim debutnya di MotoGP tahun lalu. Kepada Speedweek, Cazeaux berpendapat bahwa Vinales mampu bekerja begitu profesional meski masih berusia 20 tahun.
Cazeaux menyatakan Vinales merasa senang dan nyaman mengingat ia pebalap berstatus pabrikan dan mendapatkan dukungan sepenuhnya dari Suzuki. Pria asal Argentina ini juga menyatakan bahwa juara dunia MotoGP 2013 ini begitu serius saat bekerja di sirkuit maupun menjalani latihan di luar pekan balap
"Dengan usianya yang begitu muda, Mack mendengar nasihat kami dengan baik. Ia begitu detail dan selalu mencoba lebih baik. Ia paham sistem kerja MotoGP. Sejak awal ia tahu talenta saja tak cukup untuk memenangkan balapan. Kerja keras dan keseriusan juga dibutuhkan, baik di dalam maupun luar lintasan," ujar Cazeaux.
Cazeaux pun berharap Vinales akan tampil lebih baik lagi seiring pengembangan motor GSX-RR yang dilakukan Suzuki. Menurutnya, masa depan pabrikan Jepang itu ada di tangan Vinales, yang sejak awal diprospek untuk proyek jangka panjang.
"Mack paham level persaingan di MotoGP begitu tinggi. Sangat jelas bahwa ia punya potensi menjadi pebalap besar dan membawa perbedaan di MotoGP. Yang terpenting sekarang adalah ia harus siap saat motor Suzuki menyediakan performa terbaik yang pantas ia dapatkan," tutup Cazeaux.
'Lorenzo Tak Mengeluh Tukar Data dengan Rossi'
Kepala mekanik Jorge Lorenzo di Movistar Yamaha MotoGP, Ramon Forcada membantah pebalapnya itu merasa tak senang harus bertukar data dengan Valentino Rossi sejak The Doctor kembali membela pabrikan Garpu Tala tersebut pada tahun 2013 lalu. Hal ini dipaparkan Forcada kepada Speedweek.
Lorenzo dikabarkan sempat mengeluhkan pertukaran data ini di MotoGP Jepang tahun lalu. Sepanjang musim 2015, Rossi memang konsisten memuncaki klasemen, namun Lorenzo mengoleksi lebih banyak kemenangan. "Saya rasa Jorge tak mengeluh. Semua pebalap Yamaha punya akses melihat data satu sama lain," ujar Forcada.
Meski begitu, pria asal Spanyol ini mengakui bahwa Lorenzo dan Rossi sempat tak bertukar data, yakni saat keduanya masih bertandem di Fiat Yamaha pada tahun 2008-2010 berkat adanya perbedaan ban dan tembok pembatas. Meski begitu batasan antara Lorenzo dan Rossi ini hilang sejak 2013.
"Setelah Vale meninggalkan Ducati dan kembali ke Yamaha, Jorge sangat kuat dan Vale tak bisa punya data terpisah. Saya rasa Jorge hanya berkomentar, bukannya mengeluh," tutup Forcada.
Pedrosa: Operasi Arm Pump, Titik Balik Segalanya
Pebalap Repsol Honda, Dani Pedrosa menyatakan bahwa keputusan besar yang ia ambil untuk menjalani operasi arm pump usai MotoGP Qatar 2015 merupakan titik balik dari segala kesulitan yang ia hadapi selama ini. Hal ini disampaikan tiga kali juara dunia tersebut kepada Autosport.
Dalam balapan itu, Pedrosa mengeluhkan kondisi tangan kanannya. Pebalap Spanyol ini mengaku cedera arm pump tersebut sudah ia derita sejak lama dan tak pernah sembuh. Sepulang dari Qatar, ia pun menjalani operasi drastis dengan memotong otot fascia demi menghindari Chronic Exertional Compartment Syndrome (CECS).
Pedrosa pun absen tiga seri, dan saat kembali turun lintasan, ia tak mampu langsung tampil kompetitif. Meski begitu, kondisi lengannya kian membaik hingga sukses menapaki tangga podium di Catalunya, Spanyol dan meraih kemenangan perdana di Motegi, Jepang.
Dani Pedrosa
"Operasi itu adalah titik balik dari semuanya. Saat kembali, mengendarai motor tidaklah mudah. Saya tertinggal jauh dari pebalap terdepan. Saya menjalani balapan dengan buruk, membaik, lalu buruk lagi. Jika Anda berada dalam situasi ini, maka energi terkuras habis. Anda harus fokus untuk bangkit," ujarnya.
Pedrosa pun merasa harus benar-benar bangkit dari keterpurukan pascaoperasi tersebut, dan membantah tuduhan-tuduhan dirinya ikut membantu Jorge Lorenzo merebut gelar dunia dari Valentino Rossi. Menurutnya, perjuangannya untuk sembuh akan sia-sia saja bila ia tak maksimal dalam merebut kemenangan.
"Saya datang dari situasi yang berat. Semua orang di tim saya tahu betapa sulitnya mengendarai motor besar ini, dan ketika saya turun lintasan, saya selalu ingin menang. Meraih gelar dunia dan menjadi pebalap top MotoGP tidaklah mudah, tapi untuk mengubah situasi saya tahun lalu juga tak kalah sulit," tutupnya.
'Andai Rossi Tak Tuduh Marquez, Semua Baik-Baik Saja'
Pebalap Leopard Racing Moto2 sekaligus juara dunia Moto3 2015, Danny Kent meyakini andai saja Valentino Rossi tak menuduh Marc Marquez sengaja membantu Jorge Lorenzo di Australia, maka MotoGP 2015 tak akan berakhir dengan penuh kontroversi. Hal ini disampaikan Kent dalam wawancaranya dengan GPOne.
Dalam jumpa pers MotoGP Malaysia, Rossi menuduh Marquez membantu Lorenzo merebut gelar dunia di Australia, dan ketegangan berlanjut hingga di lintasan Sepang saat keduanya bersenggolan di lap ketujuh. Rossi pun mendapat hukuman start terbuncit di Valencia, dan melihat gelar dunia jatuh ke tangan Lorenzo.
"Sulit memaparkan apa yang terjadi antara Vale dan Marc, tergantung sudut pandang masing-masing. Menurut saya, wajar saja bila seorang pebalap merasa frustrasi ketika berusaha memperebutkan gelar dunia dan pebalap lain malah menyalipnya di setiap tikungan," ujar Kent.
Meski begitu pebalap Inggris ini yakin Rossi tak perlu menyerang Marquez secara verbal. "Saya rasa semuanya berawal dari pernyataan Vale di Malaysia. Andai ia tak menuduh Marc, mungkin semua baik-baik saja. Saya rasa Marc juga tak membantu Jorge di Australia," tambahnya.
Melihat persaingan MotoGP yang begitu sengit, Kent pun penasaran untuk merasakannya. Meski begitu, pebalap berusia 22 tahun ini memilih turun di Moto2 lebih dulu, menolak tawaran tiga tim MotoGP, yakni Aspar, Pramac dan Avintia, yang semuanya menggunakan motor Ducati.
"Saya dapat tawaran langsung ke MotoGP, tapi saya memutuskan turun di Moto2. Semua kontrak pebalap pabrikan akan habis akhir tahun nanti. Jika saya tampil baik di Moto2, mungkin saya berkesempatan membela tim pabrikan pada 2017. Inilah target saya, menjalani musim dengan baik lalu naik ke MotoGP, persis seperti yang dilakukan Maverick Vinales," tutupnya.
Stoner Konfirmasi Ducati Ingin Dirinya Kembali Balapan
Juara dunia MotoGP 2007 dan 2011, Casey Stoner mengonfirmasi bahwa Ducati Corse ingin dirinya kembali balapan dengan beberapa jatah wildcard di MotoGP 2016. Hal ini disampaikan Stoner yang kini menjabat sebagai test rider pabrikan Italia itu kepada MCN.
Setelah tiga tahun menjadi test rider Honda, Stoner memutuskan kembali ke Ducati untuk membantu pengembangan Desmosedici. Test rider Ducati lainnya, Michele Pirro sudah kerap mendapatkan jatah wildcard, dan tampaknya pabrikan yang identik dengan warna merah itu ingin melakukan hal serupa pada Stoner.
"Ducati ingin saya turun dengan beberapa jatah wildcard, dan saya punya opsi itu kapanpun saya mau. Tapi hingga kini kami belum mengambil keputusan. Saya akan mengamati jalannya uji coba, dan semoga saya bisa menjajal sirkuit yang sesuai dengan kondisi balap," ujar pebalap berusia 30 tahun ini.
Meski belum ada rencana pasti kapan akan turun sebagai pebalap wildcard, Stoner yakin dirinya masih bisa melaju secepat Andrea Iannone dan Andrea Dovizioso meski sudah tiga tahun tak turun balapan secara penuh.
"Saya bukan pensiun atas alasan merasa kian lamban. Saya pensiun dengan rasa percaya masih bisa meraih gelar dunia. Saya tak pernah cemas soal kecepatan saya," tutup Stoner.
Dorna-Rep Ceko Resmi Gelar MotoGP Sampai 2020
Dorna Sports selaku promotor MotoGP dan Asosiasi Grand Prix Republik Ceko sepakat menandatangani perpanjangan kontrak untuk menggelar MotoGP di Automotodrom Brno hingga tahun 2020 mendatang, demikian yang diumumkan secara resmi melalui situs kejuaraan balap motor terakbar tersebut.
Brno pertama kali menggelar balapan Grand Prix pada tahun 1965, dan tahun ini, MotoGP Ceko akan digelar pada 19-21 Agustus mendatang. Bersama Austria, Republik Ceko pun menjadi penyelenggara dua seri Eropa pertama di paruh kedua musim.
Peresmian kontrak inipun dihadiri oleh CEO Dorna Sports, Carmelo Ezpeleta beserta perwakilan Asosiasi Grand Prix Republik Ceko, yakni Walikota Brno, Petr Vokral dan Presiden Regional Moravian Selatan, Michal Hasek.
Pernyataan resmi Carmelo Ezpeleta:
"Penandatanganan kontrak ini merupakan salah satu aksi terpenting sesuai harapan kejuaraan road racing dunia. Kesepakatan ini sangatlah penting bagi perusahaan kami untuk tetap menjadikan Sirkuit Brno sebagai bagian MotoGP sampai beberapa tahun ke depan. Kesepakatan ini pun menutup semua pertanyaan tak terjawab soal menggelar balapan di masa lalu."
Ibunda Valentino Rossi: Dia Tak Pernah Sesedih Itu
Ibunda Valentino Rossi, Stefania Palma menyatakan dirinya tak pernah melihat sang sembilan kali juara dunia sebegitu sedih usai gagal meraih gelar dunia MotoGP 2015. Hal ini disampaikan Palma dalam wawancaranya dengan media Italia, La Gazzetta dello Sport.
Rossi yang berusaha meraih gelar dunianya yang ke-10, memimpin klasemen pebalap MotoGP 2015 sepanjang musim dan mengoleksi 15 podium, termasuk empat kemenangan. Sayang, gelar itu jatuh ke tangan Jorge Lorenzo tepat di seri terakhir yang digelar di Valencia, Spanyol.
"Usai musim berakhir, ia sangat sedih. Saya tak pernah melihatnya sesedih itu. Kami baru bicara banyak setelah balapan di Valencia berlalu. Untung saja ada Monza Rally Show, di sanalah ia menghapus 'air mata'. Saat ia pulang, ia lebih tenang," ujar Palma.
Usai mengakhiri musim MotoGP 2015, Rossi pun menghibur diri dengan turun di Monza Rally Show, di mana ia meraih gelar juara untuk keempat kalinya, yakni setelah 2006, 2007 dan 2012. Menurut Palma, gelar juara ini sukses sedikit menyembuhkan kesedihan sang anak.
"Semua proyek dan impiannya adalah soal masa depan. Vale selalu percaya diri, meski akan berusia 37 tahun, ia siap untuk tampil lagi. Ia suka merancang strategi balap, selalu terlibat dalam kompetisi. Ia terlahir untuk mengendarai motor. Ketika rasa kecewanya mulai hilang, ia kembali berkendara. Ia mencintai dunia balap dengan caranya sendiri," tutup Palma.

Selasa, 12 Januari 2016

Kendarai Yamaha-Ducati? Ini Tanggapan Marquez
Tak diragukan lagi, Marc Marquez merupakan salah satu pebalap paling bertalenta di MotoGP. Ia juga merupakan ujung tombak Honda di dunia balap motor secara global. Tapi bagaimana jika seandainya pebalap Spanyol ini mengendarai Yamaha YZR-M1 atau Ducati Desmosedici?
Honda RC213V dikenal berkarakter agresif dan tak semua pebalap bisa beradaptasi dengan cepat seperti Marquez. Motor itu juga harus dikendarai dengan gaya balap yang sam...
Lihat Selengkapnya

Minggu, 10 Januari 2016

berita motoGP

Dua Sosok yang Mengubah Wajah MotoGP
Tak dapat terbantahkan lagi MotoGP merupakan salah satu ajang motorsport yang memiliki banyak penggemar di dunia. Perkembangannya tak lepas dari kontribusi para pembalap peserta.
Wartawan senior MotoGP, Nick Harris, menyebut dua sosok yang memiliki pengaruh untuk olahraga balap motor termashyur di dunia tersebut. Kedua sosok tersebut yakni rider legendaris asal Amerika Serikat Kenny Roberts dan pembalap Italia yang kini membela Movistar Yamaha, Valentino Rossi.
“Ada dua pembalap yang membuat perubahan dalam olahraga ini, pertama Kenny Roberts. Ketika dia datang ke Eropa, dia mengenalkan gaya membalap yang berbeda. Dia juga memiliki karakter yang menarik,” urai Harris Okezone mengutip Speedweek , Minggu (10/1/2016).
“Lalu satu lagi adalah Valentino Rossi, karena dia tumbuh seperti Barry Sheene. Dia membuat olahraga ini menarik, tak ada yang meragukan hal itu. Dia juga membuat olahraga ini menjadi besar,” tambahnya.
Roberts memulai karier balapnya pada 1974 di kelas 250cc. Pria yang kini berusia 64 tahun tersebut meraih tiga gelar juara dunia yakni pada tahun 1978, 1979, 1980. Sementara Rossi masih aktif membalap hingga kini. Pemegang total sembilan kali juara dunia akan menjalani masa terakhir kontraknya di Movistar Yamaha.

Minggu, 03 Januari 2016

berbagi info

Repsol Honda Ditinggal sang Manajer Komunikasi
Repsol Honda resmi ditinggal sang Manajer Komunikasi, Rhys Edwards, per musim 2016. Dilaporkan Superbike Planet, Minggu (3/1/2016), Edwards akan bergabung ke Wasserman Media dan menjabat sebagai seorang agen atau manajer bisnis MotoGP.
Edwards sendiri telah bekerja di Repsol Honda sejak 2010. Sepanjang kariernya di tim yang bermarkas di Aalst, Belgia tersebut, Edwards telah telah bekerja sama dengan sejumlah rider top macam, Casey Stoner, Dani Pedrosa, Andrea Dovizioso, dan tentunya Marc Marquez.
Honda, Edwards dulunya pernah bekerja sebagai Account Manager di tim Formula 1, Renault. Pria berkebangsaan Inggris itu juga tercatat pernah menjabat sebagai Brand Manager dan Account Director di Scuderia Ferrari.
Tak diketahui apa alasan Edwards meninggalkan tim yang dipimpin Shuhei Nakamoto tersebut. Berita ini sendiri dia umumkan lewat akun Twitter pribadinya, @rhysgedwards.
berbagi info motoGP
Repsol Honda Ditinggal sang Manajer Komunikasi
Repsol Honda resmi ditinggal sang Manajer Komunikasi, Rhys Edwards, per musim 2016. Dilaporkan Superbike Planet, Minggu (3/1/2016), Edwards akan bergabung ke Wasserman Media dan menjabat sebagai seorang agen atau manajer bisnis MotoGP.
Edwards sendiri telah bekerja di Repsol Honda sejak 2010. Sepanjang kariernya di tim yang bermarkas di Aalst, Belgia tersebut, Edwards telah telah bekerja sama dengan sejumlah rider top macam, Casey Stoner, Dani Pedrosa, Andrea Dovizioso, dan tentunya Marc Marquez.
Honda, Edwards dulunya pernah bekerja sebagai Account Manager di tim Formula 1, Renault. Pria berkebangsaan Inggris itu juga tercatat pernah menjabat sebagai Brand Manager dan Account Director di Scuderia Ferrari.
Tak diketahui apa alasan Edwards meninggalkan tim yang dipimpin Shuhei Nakamoto tersebut. Berita ini sendiri dia umumkan lewat akun Twitter pribadinya, @rhysgedwards.

Sabtu, 02 Januari 2016

RENUNGAN


renungan
Apakah Membaca Renungan Bermanfaat?
Tergantung renungan apa yang Anda baca.
“Tapi, kalau hanya merenung saja percuma?”
Masalahnya, saya tidak menyebutkan merenung SAJA. Tidak pernah ada kata “saja” atau “hanya”. Berpikirlah cerdas, jangan sampai dengan pikiran selintas kita menghilangkan atau melewatkan manfaat merenung yang luar biasa.
Manfaat membaca renungan itu sangat besar. Untuk keberhasilan Anda dalam bisnis, dalam karir, bahkan untuk akhirat pun merenung sangat bermanfaat.

APA ITU RENUNGAN?

Renungan pemikiran mendalam terhadap cerita, analogi, anekdot, atau peristiwa untuk mendapatkan hikmah tertentu. Jadi merenung berbeda dengan melamun. Ada hasil yang kita dapatkan dari renungan, yaitu berupa hikmah. Dan hikmah itu selalu baik.
Apa istimewanya hikmah yang kita dapatkan dari renungan? Kuncinya adalah hikmah yang kita dapatkan hasil pemikiran mendalam dari sebuah cerita, analogi, anekdot, atau peristiwa akan langsung masuk ke dalam qalbu kita. Proses mendapatkan hikmah dari renungan adalah sebuah momen AHA atau pencerahan yang tidak akan mudah dilupakan. Inilah yang menjadikan hikmah dari hasil renungan akan awet menempel pada qalbu kita.

Renungan Ada Di Al Quran

Jika kita perhatikan, dalam al Quran banyak sekali ayat-ayat bahan renungan. Kisah dan peristiwa masa lalu mendominasi Al Quran yang pasti syarat dengan hikmah nilai-nilai luhur.
Allah memerintahkan kita untuk merenungi (tadzabur) alam agar kita bisa menemukan tanda-tanda kebesar Allah,
Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami (nya), (QS An Nahl:12)
Banyak perumpaan (analogi) dalam Al Quran yang akan membawa kita menemukan banyak hikmah yang tida ternilai harganya.
Di sekitar kita pun, banyak yang bisa kita renungi dan kita dapatkan hikmahnya. Atau kita juga bisa mendapatkan hikmah dari renungan-renungan yang sudah dilakukan oleh orang lain.
Berikut adalah renungan-renungan yang bisa Anda baca untuk menambah pembendaharaan hikmah baik untuk sukses dunia dan akhirat.

MEMBUKA MENTAL BLOCK: SAYA SUDAH MELAKUKAN YANG TERBAIK

saya-sudah-melakukan-yang-terbaik

“SAYA SUDAH MELAKUKAN YANG TERBAIK”  PENGHAMBAT SUKSES ANDA

Saat Anda mengatakan “Saya sudah melakukan yang terbaik” artinya Anda sudah menutup peluang perbaikan. Ini adalah mental block. Benarkah Anda sudah melakukan yang terbaik? Atau hanya merasa sudah melakukan yang terbaik?
Jika Anda tetap bersikukuh bahwa Anda sudah melakukan yang terbaik, maka Anda sudah punya cukup alasan untuk tidakmemperbaiki ikhtiar Anda dan dengan mudah menyalahkan takdir untuk kegagalan atau kekurangan Anda.
Jika Anda sudah merasa melakukan yang terbaik, maka berhentilah sampai disana usaha Anda. Tidak ada usaha tambahan dan tidak ada lagi bagaimana agar Anda mendapatkan hasil yang lebih baik.

Saya Bingung Mau Melakukan Apa Lagi

Bingung berarti Anda BELUM mengetahuinya. Bukan berarti tidak ada cara lagi untuk melakukan ikhtiar Anda dengan lebih baik lagi. Anda harus bisa membedakahan antara “belum mengetahui” dengan “tidak ada”. Mengatakan ‘tidak ada” itu paling mudah sebab Anda menyalahkan apa-apa yang diluar diri Anda. Dan, Anda memiliki cukup alasan untuk berhenti.
Sementara, saat Anda mengatakan “belum mengetahui” maka Anda membuka diri untuk mengetahui cara yang lebih baik lagi, cara tercepat, cara tercanggih, dan sebagainya.
Sekarang Anda bisa melihat, bahwa mengatakan “saya sudah melakukan yang terbaik”, adalah sebuah tanda ada mental block dalam diri orang tersebut. Mulai sekarang, berhentilah mengatakan itu. Potensi yang diberikan Allah itu sangat dahsyat, kita hanya belum menggalinya.
Anda sudah diberikan nikmat oleh Allah, yaitu potensi diri yang luar biasa besar, namun dengan mudah kita bersikap seolah tidak ada lagi potensi dalam diri yang bisa kita gali.