Minggu, 28 Februari 2016

 http://kungfu4d2.com/home/register/172982109272

PEMBERITAHUAN !!!
Nantikan kejutan lainnya di Kungfu4d,
Terima Kasih....
SALAM JP SEMUANYA !!!!
<a href="http://kungfu4d2.com/home/register/172982109272"><IMG src="http://kungfu4d2.com/images/banner4.g

SELAMAT DATANG
KUNGFU4D adalah penyedia layanan tebak Nomor / Togel. Dengan pilihan berbagai jenis permainan terpopuler saat ini, diskon yang cukup besar, serta bayaran kemenangan yang tinggi, akan sangat menguntungkan bagi anda.

KUNGFU4D Hadir untuk memberikan pelayanan ONLINE bagi pencinta TOGEL.
Customer Care yang Ramah & Berpengalaman selalu siap membantu anda 24 JAM

Rabu, 13 Januari 2016

Pertengahan Musim 2016 Jadi Penentuan Nasib Pedrosa di Honda
Vice President Honda Racing Corporation (HRC), Shuhei Nakamoto, menyatakan bakal segera melakukan penilaian soal kontrak dua pembalapnya, Marc Marquez dan Dani Pedrosa. Mengingat Marquez merupakan proyek long-term HRC, menarik memang menanti nasib Pedrosa.
Seperti diketahui, kontrak seluruh rider pabrikan MotoGP akan habis pada akhir 2016. Kepada MARCA yang dilansir Okezone, Minggu (10/1/2016), Nakamoto pun mengaku belum tertarik melirik pembalap muda bertalenta lainnya, dan lebih cenderung ingin memperpanjang kontrak Pedrosa.
“Pada paruh kedua musim lalu, Dani (Pedrosa) bangkit dan tampil sangat kuat. Dia bahkan sukses meraih dua kemenangan. Beberapa pihak mengkritik keputusannya untuk operasi arm pump, namun Dani tetaplah pembalap yang cepat dan keputusan ini tepat untuk masa depannya. Saya pikir Marc dan Dani masih merupakan kombinasi terbaik bagi Repsol Honda,” ujar Nakamoto.
Nakamoto pun membeberkan bahwa paruh pertama musim 2016 akan menjadi masa di mana pihaknya akan melakukan diskusi serius soal kontrak para pembalap. Pria paruh baya asal Jepang ini pun mengisyaratkan kalau HRC akan memberikan pengumuman resmi pada pertengahan musim nanti.
“Banyak pembalap yang kontraknya habis akhir musim nanti, dan HRC sendiri akan segera membicarakan soal perpanjangan kontrak. Kami belum memulainya, namun saya rasa kami akan melakukan pengumuman resmi di pertengahan musim,” tuntas Nakamoto.
'Lorenzo Bagai Panasi Ban, Marquez Bagai Gunung Berapi'
Pimpinan Monster Yamaha Tech 3,
Herve Poncharal menyatakan bahwa pebalap Repsol Honda, Marc Marquez merupakan salah satu duta terbaik MotoGP berkat gaya balapnya yang agresif dan tak kenal takut. Hal ini disampaikan Poncharal dalam wawancaranya bersama Crash.net baru-baru ini.
Menurut Poncharal, gaya balap Marquez yang dinilai 'berlebihan' justru membuat MotoGP menarik untuk ditonton. Pria asal Prancis ini yakin Marquez sama cepatnya dengan pebalap Movistar Yamaha MotoGP, Jorge Lorenzo, hanya saja cara mereka melaju begitu berbeda, yakni jika Marquez begitu agresif, Lorenzo justru sangat smooth.
"Marc sangat menarik. Ia sama cepatnya dengan Jorge, tapi caranya mengembangkan performa sangat berbeda. Jika Anda tak punya stopwatch,
Anda akan berpikir Jorge sekadar memanaskan ban! Tapi ketika melihat Marc, Anda akan berkata 'sialan!' karena di setiap tikungan ia selalu terlihat akan terjatuh," ujar Poncharal.
Poncharal yakin gaya balap Marquez yang dinilai para rivalnya berbahaya dan meledak-ledak ini justru menghibur banyak orang, baik para penggemar berat maupun pihak awam. Menurutnya, jika dilihat dari gaya balap, Marquez telah memberikan banyak hal untuk MotoGP.
"Gaya balap Jorge sangat 'bersih' dan begitu teknis. Tapi Anda harus menjadi ahli untuk mengapresiasi gaya balapnya. Soal Marc, siapapun yang melihatnya di TV, terutama dengan slow motion, akan berkata 'wow!' Itulah yang dinamakan pertunjukan. Soal ini, Marc merupakan duta MotoGP terbaik, karena ia bagaikan gunung berapi!" tutur Poncharal.
Poncharal pun yakin gaya balap agresif Marquez ini tak akan berubah dalam jangka waktu yang panjang. "Marc bilang ia sudah banyak belajar dari kesalahan-kesalahannya. Jujur saja, saya tidak yakin karena di balapan-balapan berikutnya bisa saja terjatuh lagi! Saya rasa pebalap tiga besar (Lorenzo, Valentino Rossi, Marquez) jelas yang terbaik, tercepat dan paling menarik untuk ditonton," tutupnya.
Stoner Akui Rossi Fantastis, Lorenzo Layak Juara
Test rider Ducati Corse sekaligus mantan pebalap MotoGP, Casey Stoner melontarkan pujian soal performa eks rival terberatnya, Valentino Rossi sepanjang musim 2015, namun berpendapat bahwa Jorge Lorenzo lebih layak meraih gelar dunia. Hal ini disampaikan Stoner dalam wawancaranya dengan MCN.
Stoner yakin banyak pihak terkejut melihat performa Rossi yang langsung memenangkan balapan pertama di Qatar tahun lalu, dan memimpin klasemen pebalap sepanjang musim. Meski begitu, Lorenzo yang mengoleksi kemenangan lebih banyak, dinilai Stoner lebih layak menyandang gelar.
"Valentino tampil begitu fantastis. Saya rasa tak ada yang mengira ia akan tampil sebegitu baik sejak seri pertama. Tapi tak diragukan pula bahwa Jorge layak menjadi juara. Jorge berkendara lebih baik dan memenangkan lebih banyak balapan," ujar juara dunia MotoGP 2007 dan 2011 ini.
Selain itu, Stoner juga mempertanyakan tuduhan Rossi dan beberapa pihak soal Marc Marquez yang dinilai sengaja tak menyalip Lorenzo di Valencia. Menurut Stoner, Marquez tak menyalip Lorenzo memang karena tak punya ritme balap yang baik dan Lorenzo memang begitu kuat di seri penutup tersebut.
"Ketika pebalap secepat Jorge punya ritme yang baik di Valencia, maka sangat sulit untuk disalip. Dalam lima seri penutup di sembilan tahun terakhir, sang pemenang selalu memimpin setiap lapnya. Marc tak pernah begitu dekat untuk menyerang Jorge. Tapi bayangkan jika ia berhasil mengalahkan Jorge, maka ia akan lebih banyak mendapat cercaan," tutup Stoner.
'Michelin Jadi Suplier Ban MotoGP, Jangan Cepat Menghakimi'
Pimpinan Monster Yamaha Tech 3,
Herve Poncharal mengimbau para peserta MotoGP 2016 untuk tidak terlalu cepat menghakimi performa ban Michelin setelah tujuh tahun terbiasa mengendarai ban Bridgestone. Hal ini disampaikan Poncharal dalam wawancaranya dengan Crash.net.
Mulai tahun ini, Michelin menggantikan Bridgestone sebagai penyuplai tunggal ban MotoGP. Para pebalap merasa ban belakang Michelin punya performa yang sangat baik, namun justru kebalikannya soal ban depan. Ban depan mereka dianggap sebagai penyebab utama terjadinya begitu banyak kecelakaan dalam uji coba.
"Saya yakin Michelin akan memproduksi ban sesuai ekspektasi kami. Honda dan Yamaha bisa mencatatkan waktu yang mirip, tapi berbeda cara. Begitu pula ban. Michelin dan Bridgestone punya DNA masing-masing. Ini bukan soal siapa yang lebih baik atau lebih buruk, karena mereka berbeda. Tapi saya 100 persen percaya Michelin berkembang ke arah yang benar," ujar Poncharal.
Pria asal Prancis inipun yakin komentar-komentar pedas para pebalap soal ban depan akan membuat Michelin terlecut untuk segera memperbaiki performa. Apalagi Bridgestone telah menciptakan standar baru untuk ban MotoGP, baik dari sektor performa maupun keselamatan.
"Motivasi Michelin sangat menakjubkan. Mereka tak banyak bicara, tapi saya tahu mereka cukup sakit hati oleh komentar para pebalap di media massa. Mereka bekerja sangat keras karena mereka tahu Bridgestone punya standar yang sangat tinggi. Jadi tim dan pebalap harus berhati-hati dan tidak menghakimi Michelin terlalu cepat," tutupnya.
Espargaro: Sangat Bertalenta, Vinales Bagus untuk Suzuki
Pebalap Suzuki Ecstar, Aleix Espargaro berpendapat bahwa tandemnya,
Maverick Vinales merupakan salah satu pebalap paling bertalenta di MotoGP. Meski begitu, hal ini justru membuatnya terdorong untuk tampil lebih baik lagi.
Dalam wawancaranya dengan Speedweek, Espargaro menyatakan kehadiran Vinales membuat Suzuki bersemangat tampil kompetitif dengan motor GSX-RR. Dengan kemampuannya beradaptasi dengan cepat, Vinales pun sukses merebut gelar debutan terbaik 2015, hanya tertinggal delapan poin dari Espargaro di klasemen.
"Sejak awal saya menyadari Mack pebalap yang sangat bertalenta. Bagi saya, saat turun di Moto2, ia merupakan pebalap terbaik. Ia tak meraih gelar hanya karena kurang pengalaman. Tapi begitu mengendarai Suzuki, ia sangat kompetitif. Bagi tim, hal ini bagus karena level performa lebih tinggi. Di lain sisi, saya harus mencoba lebih keras," ujar Espargaro.
Bicara soal motivasi, Espargaro pun menjelaskan datangnya tak dari Vinales saja. Sang adik, Pol Espargaro pun ia nilai sebagai salah satu rival terberatnya. Sebagai seorang kakak, Espargaro pun ingin membuktikan dirinya bisa lebih baik, apalagi ia membela Suzuki dan berstatus sebagai pebalap pabrikan.
"Pada tahun 2014, Pol merupakan lawan terberat saya karena kami memperebutkan posisi keenam di klasemen. Meski begitu, rivalitas kami tak berubah. Saya selalu mencoba mengalahkannya, namun ia sangat kuat. Tentu saat melawannya saya harus berhati-hati karena ia adik saya sendiri. Tapi pada dasarnya ia tetap lawan saya, seperti yang lain," tutup Espargaro.